Pentingnya Sosialisasi Sejak Usia Dini
Beredar di masyarakat bahwa pendidikan anak baru dimulai sejak anak sudah berada di usia sekolah. Ada banyak pendapat berbeda mengenai kapan pendidikan bisa diberikan kepada anak, sejak kecil, sejak dalam kandungan, atau pada usia sekolah. Namun perlu dipahami oleh ibu bahwa kapasitas intelektual anak sudah berkembang saat bayi masih dalam kandungan. Anak sudah bisa berkomunikasi dengan lingkungan sejak ia lahir, melalui tangisan ia memberitahu keinginannya. Beberapa ahli neurologi mengatakan bahwa selama 9 bulan masa kandungan, dalam setiap menit di produksi kurang lebih 250.000 sel otak. Stimulasi yang terjadi dalam sel otak ini yang membuat otak bayi dapat berkembang. Disaat otak anak berkembang pesat, anak mampu menyerap semua rangsangan yang didapatnya dari lingkungan. Pada masa ini orang tua harus memberikan pendidikan dan berbagai sosialisasi dengan sebaik-baiknya, karena semua yang diterima anak akan terekam dan terbawa sepanjang hidupnya.
Anak yang sudah terbiasa untuk bersosialisai dengan orang lain sejak kecil akan lebih mudah bergaul dan memiliki percaya diri yang cukup tinggi. Tingginya tingkat kecerdasan anak tidak menjamin bahwa ia akan menjadi anak yang berprestasi, begitu pula anak yang berprestasi belum tentu menjadi anak yang memiliki pribadi yang memiliki moral yang baik jika ia tidak mendapat pendidikan yang baik dari orang tuanya.Perkembangan yang terjadi di usia emas (o-6 tahun), perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan sosial berlangsung begitu pesat.
Pada usia 3 bulan orang tua bisa mulai menstimulasi anak dengan cara memluk dan menimangnya dengan penuh kasih sayang. Ajak bayi Anda bermain dan bercanda sehingga ia mau tertawa dan tersenyum bersama Anda. Dianjurkan juga untuk mendengarkan musik atau suara yang bersifat religius.Di usia 6 bulan, biasakan mengucapkan kata-kata yang mudah ditiru oleh bayi misalnya mama, papa, kakak, adik, dan kata pendek lainnya. Rangsang ia dengan gambar-gambar lucu atau mainan berbentuk hewan yang sering ia lihat di sekitar rumah misalnya kucing, ayam, semut, dan lainnya.
Usia 9 bulan bayi sudah bisa memegang makanannya sendiri dan selalu berusaha memasukkan benda apapun ke mulutnya. Ajaklah bayi bermain cilukba, pasti ia akan bereaksi untuk menarik tangan Anda agar tidak menutupi wajah lalu ia akan tertawa.Di usia 12 bulan biarkan bayi bermain dengan teman sebayanya dan juga berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Sering ajak bayi Anda beraktifitas di luar rumah agar ia terbiasa dengan banyak orang dan tidak canggung berada diantara banyak orang.Mengajarkan anak untuk bersosialisasi juga bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya penyimpangan perkembangan sejak awal. Penyimpangan yang terjadi bisa berupa autisme atau gangguan lainnya
Pentingnya bersosialisasi sejak dini akan membantu membentuk kepribadian anak. Hal itu akan memiliki implikasi pada kehidupan sosial anak kelak. Anak lahir ke dunia tanpa budaya apapun. Orang dewasa disekitarnyalah yang membantu membentuknya.Orang tua, guru, saudara, dan lainnya akan turut dalam pembentukan budaya pada diri anak. Proses penularan budaya tersebutlah yang dinamakan dengan sosialisasi. Dari hal tersebut, anak akan belajar mulai dari bahasa, tingkah laku, dan lainnya sesuai dengan norma budaya kita.
Dengan bersosialiasasi sejak dini, akan membantu anak Anda memiliki keyakinan untuk melakukan sesuatu dan bersikap selektif dengan belajar dari pengalamannya. Pengalaman bersosialisasinya itu akan sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian anak. Setiap suku di dunia ini, memiliki ciri khas tersendiri terkait kepribadian. Misalnya saja orang Semai dari suku Semenanjung Melayu Malaysia yang umumnya adalah orang yang lembut dan tidak suka kekerasan.Tapi sebaliknya dengan orang Yanomamo dari suku Indian yang justru terbiasa melatih anak lelaki mereka menjadi tangguh dan agresif. Orang Yanomamo tidak gentar pada kekerasan dan memiliki emosi yang kuat.
Saat anak bersosialisasi, ia akan belajar mengenai perbedaan-perbedaan tersebut. Ini akan menjadi pengalaman berharga baginya. Usia dini adalah masa yang paling penting untuk melakukan sosialisasi. Karena pada usia tersebut anak baru mulai belajar sesuatu dan memiliki keingintahuan yang cukup besar. Untuk mengajari anak bersosialisasi, bisa dilakukan dengan cara informal ataupun formal. Untuk cara formal, biasanya diperoleh saat anak berada di sekolah dan guru lah yang akan menjadi pengarahnya. Sementara cara informal, dapat diperoleh dari mana saja. Mulai dari rumah, tempat bermain anak, dan lainnya.
Sebagai orang tua, membimbing anak untuk bersosialisasi sejak dini sangat penting. Jangan biarkan anak Anda menjadi pribadi yang tertutup dan tidak mau bergaul. Kenalkan beragam lingkungan pada si kecil. Ia akan menyadari bahwa dunianya sangat luas dan bukan hanya sebatas rumah saja.
Taken from www.inibayiku.com & www.melindahospital.com