Bekal “Jangan” Untuk Orang Tua

Dalam mendidik anak-anak, beberapa ahli menerapkan pantangan-pantangan kepada orang tua. Dengan kata lain, orang tua tidak boleh melakukan “ini-itu” jika ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik.
Oke, salah satu pantangan tersebut adalah “sebaiknya tidak melontarkan kalimat-kalimat negatif”, misalnya jangan nakal, jangan bandel, jangan rewel, jangan ambil ini-jangan ambil itu, dan lain-lain. Kecuali untuk yang berhubungan dengan masalah akidah memang harus tegas dalam menyampaikannya kepada anak seperti Jangan mempersekutukan Allah, hal ini dicontohkan oleh Lukman kepada anaknya yang dimuat dalam Alqur’an QS 31:12.

Nah, terinspirasi kata “jangan” ini, saya juga ingin menuliskan beberapa hal, khusus untuk Anda, orang tua yang sangat dekat dan menyayangi anak-anak Anda :

1. Jangan Ragu
Oke, jangan ragu untuk mendidik anak Anda dengan baik. Jangan ragu untuk mempersiapkan masa depan mereka sejak dini. Jangan ragu untuk berbuat yang terbaik untuk mereka, apa pun tantangannya. Keraguan tidak akan pernah membawa Anda “meloncat-loncat” dari satu tahapan pertumbuhan anak ke pertumbuhan berikutnya.

2. Jangan Minder
Apa pun kondisi dan situasi yang melingkupi pertumbuhan anak Anda, jangan minder untuk mendidik mereka. Mungkin Anda berada di situasi dan kondisi yang lebih lemah dari lingkungan sosial Anda, dan melihat anak-anak lain berada dalam didikan yang serba-wah. Jangan minder. Anak-anak memerlukan penguatan dari orang tuanya. Jangan biarkan diri Anda minder, sebaliknya, percaya dirilah bahwa Anda memang harus mendidik anak dengan baik. Rasa minder yang Anda miliki hanya akan menjerumuskan anak-anak dalam situasi tidak percaya diri.

3. Jangan Banding-bandingkan
Selain jangan minder, jangan pula terbiasa membanding-bandingkan situasi dan kondisi anak Anda terhadap anak lainnya. Anak akan mengalami rasa rendah diri bila ia berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dirinya. Misalnya, anak Anda kalah dalam kecerdasan dibandingkan anak tetangga. Jangan ungkapkan itu di hadapan anak. Ia akan kecewa, sedih, dan tentu saja hilang harga diri dan percaya dirinya. Ia menjadi tidak bisa berkembang dengan baik. Ingat bahwa anak Anda, meskipun kurang cerdas dibanding anak lain, pasti memiliki potensi lain yang bisa diunggulkan. Tugas Anda mencari keunggulan anak dan memberitahukan keistimewaan itu kepada anak agar ia mengenal potensi dirinya. Oke?

4. Jangan Mudah Lelah dan Putus Asa
Tak selamanya mendidik anak itu mengenakkan. Seperti halnya hidup, pasti ada masa-masa yang melelahkan. Untuk hal ini, Anda harus mampu mengatur irama hidup dan terus mendidik anak dengan baik. Kelelahan dibarengi rasa putus asa hanya akan menambah beban hidup Anda dan juga mengurangi pertumbuhan-perkembangan anak. Ingat juga bahwa proses mendidik anak tidaklah singkat, Anda akan selalu mereka butuhkan apalagi ketika anak-anak mengalami kesulitan. Toh, bila anak terasa sulit diatur, sulit ditegur, sulit diajak kompromi, anggap itu sebagai bumbu penyedap dalam mendidik mereka. Jangan jadikan alasan situasi yang tidak mengenakkan batin Anda menjadi pembenaran bahwa Anda pantas menjauhkan diri dari mereka. Jangan.

5. Jangan Tunda Lagi
Benar, kok. Jangan tunda lagi. Didik anak dengan cerdas, kreatif, dan punya tujuan yang jelas, saat ini. Anda harus punya impian sejak kini bahwa anak-anak harus sukses di masa dewasa. Anak-anak harus mereguk kebahagiaan di masa-masa mereka harus hidup mandiri. Semua itu harus Anda lakukan dari sekarang; bukan nanti. Jangan tunda lagi karena kecerdasan, niat, dan kemampuan, sudah Anda miliki. Selamat mendidik anak dengan baik, penuh persahabatan dengan anak, dan dengan kasih sayang tanpa batas…

Taken from http://www.buahaticerdas.com and some additional