Anak Tetap Segar Selama Puasa

Puasa belum menjadi sesuatu yang wajib bagi anak-anak yang belum akil baligh. Tetapi tidak ada salahnya jika Anda mulai memperkenalkan ibadah ini pada si kecil sedini mungkin. Banyak nilai positif yang bisa bermanfaat untuk si kecil. Misalnya, melatih anak untuk lebih sabar, murah hati, menahan emosi, mengendalikan diri serta mengajarkan anak untuk ikut merasakan saudaranya yang menderita kelaparan.

Secara medis, puasa bahkan dapat meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan jika orangtua menerapkan petunjuk puasa yang tepat, maka puasa tidak akan membuat anak sakit. Meskipun demikian, karena belum menjadi sesuatu yang wajib maka Anda tidak boleh memaksakannya untuk berpuasa, mengingat keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Kapan Waktu Tepat Berpuasa?
Dengan syarat utama anak dalam kondisi yang sehat, sejak usia 4 tahun anak sudah boleh belajar berpuasa. Mulailah dengan mengajaknya berpuasa selama beberapa jam dulu. Minggu berikutnya, tingkatkan masa waktu berpuasa menjadi setengah hari, yaitu berbuka di siang hari lalu lanjutkan berpuasa kembali hingga bedug magrib tiba. Jika kondisinya masih kuat, di minggu terakhir Anda boleh melatih puasanya sampai magrib.

Hentikan Puasa Jika…
Jangan lanjutkan puasa jika anak terlihat sangat lemas, berkeringat dingin, menjadi lebih cengeng dan muntah-muntah. Ini merupakan pertanda bahwa anak mengalami dehidrasi. Atau jika berat badannya mengalami penyusutan, maka puasa sebaiknya juga dihentikan agar kondisi kesehatanya tidak terganggu.
Kondisi fisik anak berbeda dengan orang dewasa, ketahanan tubuhnya terhadap penyakit juga lebih lemah dari orang dewasa. Jika kondisi anak tidak memungkinkan, puasa bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil. Karena itu, orangtua harus selalu memantau asupan gizi anak saat berpuasa yaitu dengan menimbang berat badannya secara rutin.

Tips Si Kecil Tetap Segar Selama Puasa :

1. Usahakan agar anak istirahat atau tidur sekitar 10-12 jam sehari. Istirahat dan tidur cukup di perlukan agar tubuh dapat mengganti sel-sel yang rusak, untuk pertumbuhan dan pemulihan serta untuk menata kembali memori dari informasi yang diterima.

2. Sajikan menu makanan yang lengkap, seimbang 4 sehat 5 sempurna dan memenuhi kebutuhan zat gizi dengan jumlah porsi setiap hari yang terdiri dari :
– Karbohidrat (50-60%). Saat sahur si kecil sebaiknya makan dengan nasi atau sumber karbohidrat lainnya. Sajian kolak, kurma dan kue-kue an bisa menjadi santapan saat berbuka.
– Lemak (40-50%). Saat sahur, asupan lemak dan protein yang lebih banyak akan membantu anak dengan cadangan energi yang lebih besar saat puasa. Lemak yang berasal dari hewan dan nabati antara lain minyak goreng, santan dan sebagainya. Sementara protein yang berasal dari lauk pauk hewani dan nabati antara lain, telur, daging, ikan, unggas, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
– Vitamin, Mineral dan Serat. Ini bisa diperoleh dari sayuran dan buah-buahan. Berikan 6-8 porsi gabungan sayur dan buah setiap harinya. 1 porsi buah ini setara dengan 1 buah pisang atau apel. Sedangkan 1 porsi sayur setara dengan sepiring urap-urap sayur. Dengan kata lain, bila anak hanya makan sayur 2 porsi maka tambahkan 4 porsi buah.

3. Jangan berikan makanan atau minuman yang asam, bersantan dan pedas agar tidak mengganggu dan merangsang kerja lambung si kecil.

4. Banyak minum air putih saat berbuka dan makan sahur dapat membantu si kecil merasa segar dan bugar sepanjang hari.

5. Jangan biarkan si kecil mengonsumsi makanan secara berlebihan hingga membuatnya kekenyangan, karena lambung akan melebar dan membuat anak cepat merasa lelah, malas, mengantuk bahkan muntah.

6. Tetap beraktivitas dan berolahraga selama puasa. Ini baik untuk merangsang metabolisme untuk pertumbuhan dan kebugaran. Namun pilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuannya dan jangan sampai aktivitasnya sama atau melebihi seperti saat tidak berpuasa

http://www.anakcerdascerebrofort.com